close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Friday 29 July 2016

Bersamalah Dengan Nasihat yang Baik


Orang yang berilmu tentu sangat berbeda dengan orang yang tidak berilmu. Orang berilmu candaannya penuh dengan hikmah. Orang bodoh candaannya penuh dengan cercaan dan hinaan. Terkadang kita harus berpaling dari orang yang bodoh supaya tidak tertular dengan kebodohannya. Merapatlah bersama orang-orang yang shaleh lagi berilmu. Dari mereka kita akan mendapatkan nasehat kebaikan. Bersamalah dengan nasehat yang baik.

Pada suatu hari, tiga orang berjumpa disalah satu sudut kota Madinah. Kisahnya jadi canda. Tapi begini keadaanya: yang pertama menebar kepedulian, yang kedua membagi kebijaksanaan, dan yang ketiga memberi damai dengan pemahaman serta pemaknaan.

Itulah Umar Ibn Khattab berjumpa dengan Hudzaifah Ibn Yaman dan Ali Ibn Abi Thalib. “Bagaimana keadaanmu pagi ini, wahai Hudzaifah?” tanya Umar.

“Wahai Amirul Mukminin, “Jawabnya, “Pagi ini aku mencintai fitnah, membenci Al Haq, shalat tanpa berwudhu’, dan aku memiliki sesuatu di muka bumi yang tidak dimiliki oleh Allah di langit.”
“Demi Allah,” kata Umar, “Engkau membuatku marah!”
“Apa yang membuatmu marah, wahai Amirul Mukminin?” timpal Ali Ibn Abi Thalib.
“Tidakkah engkau mendengar apa yang dikatakan Hudzaifah?”
Hudzifah terdiam, dan tersenyum pada Ali.

“Wahai Amirul Mukminin,” kata Ali, “Sungguh benar Hudzaifah, dan aku pun seperti dirinya.
Adapun kecintaanya pada fitnah, maksudnya adalah harta dan anak-anak, sebagaiman Firman Allah “ “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah cobaan” (Qs At-Taghaabun : 15).
“Adapun kebenciaanya terhadap Al Haq, maksudnya adalah dia membenci kematian. Shalatnya tanpa wudhu’ itu adalah shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Adapun yang dimilikinya di bumi dan tidak dimiliki Allah di langit adalah istri dan anak. Bukankah Allah tak memiliki keduanya?”

Bayangkan kita bersama membersamai orang-orang semacam mereka. Diamnya menjadi tashbih. Bicaranya Ilmu. Ucapannya penuh Doa. Tak ada yang sia-sia.
Bahkan dalam candanya, terkandung Ilmu dan kebenaran yang membuat kita merenung dalam-dalam. Subhanallah!