Dari waktu ke waktu usia manusia terus bertambah, tak berkurang
selain sisa hidup yang dimilikinya. Sedangkan manusia sendiri tak pernah tau
berapa lama lagi waktunya untuk bertemu dengan Allah akan datang menjemput.
Dan
dirinya masih belum memiliki apa-apa untuk bekal dibawa pulang. Bekal yang
kelak akan dipersaksikan di hadapannya dan seluruh mahluk-mahluk Allah lainnya
untuk dimintai pertanggung jawabannya.
Bekal yang kita bawa seringkali kurang, namun di dunia kita
selalu merasa cukup bahkan merasa tak perlu untuk menambah amal baik bahkan
ketika kita menyadari bahwa hiduplah tak abadi.
Kita
cenderung menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dan kufur terhadap
nikmat-nikmatNya tanpa bersyukur dengan taat padaNya di setiap amal yang
dikerjakan. Kita selalu menganggap hari esok masih ada, sedangkan esok masihlah
ghaib yang tak pernah kita tahu masih bernyawa ataukah tidak diri ini esok
hari.
Bisa
saja esok kita sudah terbaring mati berkubur di liang lahat bersama tanah dan
tumpukan bebatuan yang akan menindih badan di peristirahatan terakhir atau
masih bebas berlari dan tertawa lepas dan bebas tanpa tau detak aliran darah
yang ntah berhenti kapan.
Semua
bisa terjadi tanpa kita tau, sedangkan waktu masih akan terus berjalan,
sebagaimana firman Allah ta’ala, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr. :1-3)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan
kepada kita bahwa waktu merupakan salah satu di antara dua kenikmatan yang
telah diberikan Allah ta’ala kepada manusia. Sangat disayangkan, banyak di
antara manusia yang melupakan hal ini dan terlena dengannya. “Ada dua
kenikmatan yang banyak dilupakan oleh manusia, yaitu nikmat sehat dan waktu
luang.” (Muttafaqun ‘alaih)
Hendaknya
kita sadar bahwa waktu merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi seorang
hamba. Sungguh disayangkan jika waktu berlalu begitu saja tanpa digunakan untuk
melakukan ketaatan dan beribadah kepada Allah Ta’ala yang telah banyak
memberikan nikmat kepada kita.