close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Monday 20 July 2020

Jangan Terlalu Memanjakan Anak


Mendidik anak bukan perkara sepele. Pasalnya jika orangtua salah dalam mendidik anaknya, kemungkinan besar sang anak akan mengalami masalah saat ia dewasa kelak. Terlalu keras atau terlalu memanjakan anak adalah cara buruk dalam mendidik anak. Pasalnya dua pola pendidikan tersebut akan menjadikan anak tumbuh dalam kondisi kejiwaan yang pincang.
Jika kita mendidik anak dengan kekerasan bukan tidak mungkin ia akan menjadi pribadi selalu minder dan mudah putus asa. Sedangkan terlalu memanjakan, akan membuat anak tidak memiliki semangat untuk maju dan selalu menggantungkan diri pada orang lain.

Oleh karena itu, para orangtua perlu berhati-hati dalam memanjakan anak. Anak biasanya dimanjakan dengan berbagai macam cara, seperti:

1. Memenuhi segala keinginan anak.
2. Membiarkan dan membolehkan anak berbuat sekehendak hatinya. Dalam artian, tidak membiasakan anak dengan peraturan, kepatuhan, dan tata krama.
3. Memberikan seribu satu pelayanan dan perlindungan kepada anak supaya anak terhindar dari kesulitan.

Masih banyak orang yang beranggapan bahwa anak-anak yang dimanjakan hanyalah anak-anak orang kaya. Sebetulnya hal memanjakan anak tidak tergantung pada kaya atau miskin lingkungan keluarga tersebut. Hal ini lebih dipengaruhi pada wawasan orangtua tentang cara-cara mendidik anak yang 
baik.

Penyebab anak dimanjakan

1. Orangtua memenuhi semua permintaan anak karena takut pada kesulitan yang ditimbulkan jika permintaan anak tidak dipenuhi. Anak yang tidak dipenuhi permintaannya biasanya akan menangis, rewel, atau marah. Hal ini kerap membuat repot bagi orangtua. Oleh karena itu, sebagian orangtua lebih baik memenuhi permintaan anak supaya terhindar dari rengekan, tangisan, amarah, atau kesulitan-kesulitan lain yang ditimbulkan anak.

2. Orangtua menganggap kepentingan anak harus didahulukan demi kebahagiaan anak. Orangtua semacam ini bersikap lunak kepada anak. Mereka tidak tega mengatakan “tidak” pada permintaan anak. Mereka melayani dan memudahkan kehidupan anak. Mereka takut jikalau tidak memenuhi permintaan anak akan membuat anak benci kepada mereka.

3. Orangtua lalai mengajarkan kedisiplinan pada anak. Orangtua tidak menegur anak yang berbuat salah atau berbuat nakal. Anak lupa untuk dibiasakan peraturan, kepatuhan, dan tata krama