close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Monday 16 May 2016

Hikmah Dibalik Saling Memaafkan


Setiap manusia di muka bumi ini tidak ada yang sempurna. Mereka pasti memiliki kesalahan yang disengaja maupun tidak. Ketidakcocokan yang terjadi akan membuat makhluk sosial ini menjadi tidak nyaman, mempunyai dendam, bahkan mengganggu pikiran dan hati.

Salah satu hal yang dapat dilakukan manusia adalah dengan memaafkan. Tindakan ini adalah perbuatan kecil, sulit dilakukan, namun bermanfaat sangat besar. Agama Islam mengajarkan kepada umat  untuk menjadi orang yang pemaaf. 

Sikap tersebut mencerminkan keluhuran budi dan akhlak yang harus dijunjung tinggi. Banyak sekali hikmah di balik sikap saling memaafkan ini. Perintah agama agar berakhlak pemaaf layaknya Rasulullah ini juga terbukti baik secara medis. Apa saja hikmah lainnya?Berikut ulasannya. 

Menurut pakar, dengan memaafkan, manusia akan terbebas dari beban-beban psikologis yang dapat membuat stress, memendam kebencian, hasrat untuk membalas dendam, marah, depresi, dan cemas. Manfaat besar lainnya dari memaafkan salah satunya adalah memperoleh kebahagiaan. Dengan memaafkan, hati dan jiwa menjadi tenang.

Hal-hal negatif yang dahulu menggangu pikiran akan hilang seiring dengan kita melupakan orang atau kejadian tersebut. Kita akan memandang segalanya dari sisi positif dan memikirkan hal-hal yang lebih penting dari daripada itu. Dengan demikian, seseorang akan lebih menikmati hidup.

Harun Yahya dalam artikelnya yang berjudul “Sikap Memaafkan dan Manfaatnya bagi Kesehatan”, di dalam jurnal ilmiah Explore menyatakan, “Menurut penelitian terakhir, para ilmuwan Amerika membuktikan bahwa orang-orang yang mampu memaafkan itu lebih sehat, serta baik jiwa maupun raga”.

Selain itu, Dr. Frederic Luskin dalam bukunya Forgive for Good, menjelaskan bahwa sifat pemaaf merupakan resep yang telah terbukti bagi kesehatan dan kebahagiaan. Sifat pemaaf dapat memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan (cita-cita), kesabaran, serta percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat dan stress.

Jauh sebelum itu, Allah telah berfirman di dalam Al-Qur’an bahwa, “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf serta berpalinglah pada orang-orang yang bodoh.” (QS. Al-A’raf : 199). Begitu pula dalam surat Al-Baqarah ayat 263 berbunyi, “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.”

Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan umatnya untuk menjadi orang yang pemaaf. Sebagai Sang pencipta, Allah memiliki sifat al-‘Afuww yaitu Maha Pemaaf, Ia akan memaafkan dosa-dosa kita yang tak terhingga jumlahnya. Maka sebaiknya, kita sebagai manusia untuk mencontoh sifat-sifat Allah.

Agar dapat mudah memaafkan, maka serahkanlah semuanya pada Allah, lupakan kesalahan yang diperbuat orang lain kepada kita dan mengalihkannya kepada pikian-pikran yang positif agar jiwa dan raga menjadi sehat dan tenang. Ubah mindset kita bahwa manusia pasti dapat melakukan kesalahan dalam kehidupannya dan kesalahan adalah bagian dari pembelajaran.