Astaghfirullahal ‘azhim. Mungkin sekali akan sia-sia kita mendidik anak, kecuali jika kita melakukannya sebagai tanggung jawab kepada Allah Ta’ala. Alangkah sia-sia kebanggan kita atas kehebatan mereka kalau kehebatan itu justru mengantarkan mereka jauh dari Allah, kemudian menarik kita untuk sama-sama tercampak dalam keterpurukan dan siksa yang pedih. Na’udzubillahi min dzalik.
Masya Allah….., terkadang kita ajarkan kepada anak-anak kita doa-doa, tetapi tanpa menumbuhkan keyakinan bahwa Allah adalah tempat bergantung dan memohon pertolongan. Kita ajarkan kepada mereka Al-Qur’an, sehingga mereka masih membacanya di usia yang masih amat belia , tetapi kita lupa membangkitkan kepercayaan di hati mereka untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pegangan hidup.
Kita ajarkan kepada mereka hafalan surat-surat pendek, bukan untuk membekali jiwa mereka, tetapi demi memperoleh tepuk tangan yang meriah saat wisuda TPA. Atau kita gembleng mereka untuk mampu mengusai ilmu apa saja, tetapi tanpa mempersiapkan jiwa mereka untuk mengabdikannya kepada Allah ‘Azza wa jalla. Kita tidak membangkitkan jiwa untuk mereka untuk mencintai agama ini dengan ilmu, iman dan amal shalih. Mereka menjadi orang-orang yang merugi meskipun prestasinya membuat orang lain merasa iri.
Ya, menyiapkan anak-anak kita agar memiliki Jiwa yang kokoh tidaklah semudah mengajarkan huruf dan angka, butuh proses panjang, butuh keteladanan dari kita, butuh aplikasi di lapangan atas sebuah pemahaman yang kita ajarkan, butuh perhatian, kasih sayang dan cinta kita serta butuh MUNAJAT dan DOA DOA kita.
