close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Sunday 26 April 2015

200 Kali Berzina



Pagi itu di Madinah Al-Munawarah dalam sebuah kesempatan Umrah di tahun 2007, seorang ustaz pembimbing dihadang oleh seorang jemaahnya saat sarapan pagi di restoran hotel. Jemaah tersebut meminta waktu sang ustaz untuk berkonsultasi sedikit dari permasalahan. “Ustaz apakah bila seseorang mempunyai dosa yang menggunung kemudian dia bertaubat dan minta ampun kepada Allah maka taubatnya akan diterima?”
Sambil tersenyum sang ustaz menjawab enteng, “Tentu taubatnya akan Allah terima!”
“Tapi ustaz, ada seorang sahabat saya yang kebetulan sedang berumrah dan ada di Madinah saat ini, dan ia ragu kalau taubatnya tidak diterima oleh Allah!” Sambung sang jemaah.
“Mengapa ia masih ragu?!” sahut pak ustaz.
“Sebab dia pernah melakukan dosa zina, Ustaz!” tandas sang jemaah.

Sambil menampakkan wajah penuh keteduhan dan keseriusan, sang ustaz berkomentar, “Peluang untuk bertaubat akan senantiasa terbuka untuknya!”
“Tapi ustaz, zina yang dia lakukan nggak cuma sekali!” jelas sang jemaah.
“Memangnya berapa kali zina yang dilakukannya?” tanya sang ustaz penasaran.
“100 kali zina mungkin pernah dia lakukan, Ustaz!” imbuh sang jemaah.
“Astaghfirullahal Adzhim!” terdengar sang ustaz beristighfar sebab kaget mendengarnya. Terlihat rona dan mimik wajah sang ustaz berubah sebab keterkejutan itu.

Mendapati hal itu sang jemaah bertanya sekali lagi kepada gurunya tadi, “Kalau dosa zina sebanyak itu, apakah ada kesempatan bertaubat untuknya, Ustaz?!”

Sang ustaz mengela nafas kemudian berkata, “Tentu, kesempatan bertaubat akan selalu terbuka untuknya. Kedua tangan Allah Swt. akan terbentang di waktu malam, agar orang yang berdosa di waktu siang sempat bertaubat. Kedua tangan-Nya pun akan selalu terbuka di waktu siang, agar orang yang berdosa di waktu malam sempat untuk bertaubat.”


Dan Abu Musa ra. dan Nabi Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa jallah membentangkan tangan-Nya di malam hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kejahatan di siang hari, dan membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat orang yang berbuat kejahatan di malam hari sampai matahari terbit dari barat (kiamat).”

“Pintu taubat selalu terbuka untuk hamba Allah sepanjang waktu, baik siang, malam, pagi maupun petang!!!”
Mendengar penjelasan ini sang jemaah merasa agak nyaman. Terdengar jemaah itu bergumam lalu ia pun melanjutkan bicara, “Kayaknya sahabat saya itu tidak berzina sebanyak 100 kali deh, Ustaz!” Mendengarnya sang ustaz berharap dalam hati bahwa angka zina yang dilakukannya tidak mencapai sebanyak itu. Namun sang ustaz teramat kaget begitu mendengar sang jemaah melanjutkan kalimatnya.

“Kayaknya 200 kali zina juga lebih dia lakukan!!!” Imbuh sang jemaah.
“ASTAGHFIRULLAHAL AZHIM. !!!“ Sang ustaz beristighfar kepada Allah dengan suara yang lebih keras dari sebelumnya. Tak terbayang oleh sang ustaz tentang sosok hamba Allah Swt. yang berani melakukan dosa zina sebanyak itu. Sang ustaz merenung dan memikirkan kelakukan manusia bejat ini, hingga rona wajah sang ustaz sungguh berubah secara drastis.

Melihat reaksi seperti itu sang jemaah kembali mengejar. “Ustaz, kalau dosa sebanyak itu, apakah bila ia bertaubat maka akan diterima oleh Allah?!”
Berat sebenarnya sang ustaz menata hati saat mendengar peristiwa ini. Namun sang ustaz mencoba untuk tersenyum dan meyakinkan jemaahnya dengan ucapan, “Meski dosa tiada terhitung. Meski dosa setinggi langit, bahkan bila dosa itu sepenuh bumi. Selagi sang hamba bertaubat dan beristigfar kepada Allah, maka pasti Allah Swt. akan menerima taubat dan memberi ampunan untuknya!”


Anas bin Malik berkata, “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, Allah Swt. berkata, ‘Wahai anak manusia, selama engkau berdoa kepada-Ku dan mengharapkan ampunan-Ku, Aku ampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan Aku tidak peduli. Wahai anak manusia, seandainya dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, Aku ampuni dosa-dosa-Mu, dan Aku tidak peduli. Wahai manusia seandainya engkau mendatangi-.Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku, pasti Aku akan mendatangimu dengan membawa ampunan sepenuh bumi. (HR. At-Tirmidzi).

Jawaban ustaz terakhir membuat sang jemaah merasa lega. Ia mulai tersenyum dan kemudian mengatakan, “Alhamdulillah, kalau memang demikian maka saya akan menyampaikan kabar ini kepada sahabat saya itu. Semoga ia yakin bahwa taubatnya akan Allah terima. Tapi ustaz, supaya dia bisa dengar langsung... bisakah saya ajak dia untuk bertemu dengan ustaz?”

“Dengan senang hati saya bersedia berjumpa dengannya. Silakan datang ke kamar 709. Saya tunggu ya di kamar pukul 8 pagi ini!” Terang Pak Ustaz. Sejurus kemudian sang ustaz meninggalkan jemaahnya di meja restoran. Beliau pergi menuju kamarnya sambil terus berucap istighfar kepada Allah Swt. karena sulit membayangkan betapa besar dosa yang dilakukan oleh hamba Allah Swt. seperti yang diceritakan jemaahnya.

Setelah beliau istirahat di kamar, lalu tepat pukul 8 pagi, sang ustaz mendengar pintu kamarnya diketuk oleh seseorang. Sang ustaz sigap bangkit untuk membuka pintu, dan ia menduga di balik pintu kini sudah berdiri dua orang manusia. Pertama adalah jemaah yang sudah dikenalnya, dan satunya lagi adalah sahabat jemaahnya yang katanya pernah melakukan dosa zina bahkan 200 kali lebih!

Sayang..., begitu sang ustaz membuka pintu ternyata di sana hanya berdiri sesosok pria yang tiada lain adalah jemaahnya sendiri, “Mana sahabatmu yang mau konsultasi?” Sang ustaz menanyakan.
“Tadinya dia sudah mau ke sini, namun setelah berpikir beberapa lama ia mengutusku saja untuk menemui ustaz. Dia bilang, ia malu berjumpa dengan Ustaz!” Jelas sang jemaah.


“Ya sudah kalau begitu, silakan masuk!” Sahut Pak Ustaz. Jemaah itu kemudian masuk ke kamar sang ustaz.

Dia duduk di salah satu kursi yang ada dalam kamar itu. Sedikit terdengar pembicaraan pembuka suasana, hingga sang jemaah itu kembali bertanya hal yang sama kepada sang ustaz, “Apakah bila dosa zina, bahkan hingga lebih 200 kali akan bisa diampuni oleh Allah bila sang hamba mau bertaubat?!”

Sang ustaz mencoba meyakinkan dengan berbagai macam dalil Al-Quran dan hadits yang menyatakan bahwa Allah Swt. adalah Maha Penerima Taubat. Berkali-kali usai membacakan dalil sang ustaz menegaskan, “Pasti Allah Swt. akan menerima taubat hamba-Nya!!! Tentu dengan syarat ia TIDAK AKAN mengulagi lagi perbuatan itu lagi dan menyesali sepanjang hidupnya lalu mengikuti dengan berbagai amal sholeh yang mampu menunjang penghapusan dosa-dosa itu” Jawaban-jawaban ustaz itu rupanya sudah cukup melegakan bagi sang jemaah.

Usai berdiskusi selama setengah jam lamanya akhirnya sang jemaah kemudian menyalami tangan sang ustaz, Dengan mata berkaca-kaca dan tangis serta derai air mata yang terus mengalir tiada henti,  jemaah itu kemudian berkata, “Ustaz mohon maaf ya,orang durjana yang berzina lebih dari 200 kali itu tiada lain adalah saya sendiri orangnya!!!” Bagai disambar petir sang ustaz teramat kaget mendengarnya.

Seolah tak percaya mendengar penuturan itu, kedua mata sang ustaz memandangi jemaahnya yang kini sedang menangis di hadapannya mulai dari atas ke bawah hingga dia pandangi dengan cara yang sama berulang-ulang. “Kok bisa ya, ia melakukan semua dosa ini?!” Gumam sang ustaz dalam hati.
Namun sang ustaz menyadari bahwa ia telah mengungkapkan jaminan Allah membuka pintu taubat bagi pelaku zina sebanyak ini. Ia tidak akan menarik ucapannya lagi! Akhirnya sang ustaz memeluk jemaahnya dengan penuh kehangatan iman yang kini menjalar masuk menembus relung hati sang jemaah.
“Maafkan saya, Ustaz! Saya harus berbohong dalam masalah ini. Saya semula khawatir ustaz akan marah kepada saya bila tahu saya melakukan dosa sebanyak ini... Makanya saya berpura-pura bahwa yang melakukan ini adalah sahabat saya. Sungguh saya ingin bertaubat kepada Allah Swt atas semua dosa zina yang pernah saya lakukan.

Apalagi sekarang Allah Swt sudah beri saya seorang istri shalihah yang berjilbab Bahkan dua anak saya adalah perempuan. Setiap kali mau pergi meninggalkan rumah, saya merasa amat khawatir bila mereka bertiga akan digagahi oleh pria lain, seperti yang sering saya lakukan dengan banyak wanita. Saya gak sanggup menanggung dosa ini, Ustaz!!!” demikian ucapan jujur sang jemaah sambil terus menangis menumpahkan air matanya di dekapan sang ustadz.

Sang ustaz merasa iba dan haru mendengar penuturan taubat seorang jemaahnya. Beberapa petuah untuk bertaubat dan beristighfar diajarkan oleh sang ustaz untuk ketenangan hati jemaahnya. Akhirnya usai mendapatkan ketenangan batin itu, sang jemaah berpamitan dan ustaz pun melepasnya hingga ke depan pintu kamar. Lalu pintu itu pun tertutup kembali.

Sang ustaz menghirup nafas yang dalam usai tamunya pergi. Kini sang ustaz mulai mengerti betapa berat beban dosa yang dipikul pelakunya. Dan betapa dengan bertaubat dan beristighfar kepada Allah itu terdapat banyak kedamaian, ketenangan dan ketentraman jiwa. “Sungguh taubat dan istighfar akan membawa orang yang melaksanakannya bersih jiwa dan pikirannya kembali !!!” Simpul Sang Pak Ustaz.

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az-Zumar [39]: 53).

Sahabat, Allah SWT memang Maha Pengampun, itu bukan berarti kemudian kita salahgunakan untuk melakukan dosa yang sebesar-besarnya, lalu kemudian kalo kita sudah puas baru bertaubat, kendati Allah Maha Pengampun tapi Allah juga MAHA TAU isi hati kita ketika kita berbuat maksiat tersebut, disengaja atau karena khilaf ? kalo kita sengaja mempermaikan kemahampunan Allah, maka hati kita akan dengan mudah direbut oleh Setan dan Setan tidak akan melepas sedetikpun hati kita untuk mendapatkan cahaya hidayah Allah SWT, tapi kalo karena khilaf atau ‘kebodohan’ kita, maka Allah masih sangat peduli untuk merebut hati kita dari genggaman Setan yang menguasai kita.