close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Wednesday 9 June 2021

Kisah Baqi Yang Gigih Menuntut Ilmu


Kisah ini dimulai ketika Imam Baqi yang mempunyai niat untuk belajar dari Imam Ahmad bin Hanbal. Imam Baqi menempuh perjalanan panjang dari Eropa menuju rumah Imam Ahmad bin Hanbal di Baghdad, Irak. Imam Baqi menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, bukti keseriusannya untuk menuntut ilmu. 

Namun sesampainya di Baghdad, kabar yang mengejutkan terdengar, yaitu Imam Ahmad telah difitnah sehingga dikucilkan. Beliau sudah tidak boleh lagi mengajar dan mengumpulkan para penuntut ilmu. Imam Baqi pun merasa sedih mendengan kondisi Imam Ahmad.

Namun, berita tersebut tidak membuatnya menyerah menuntut ilmu dari Imam Hanbal. Ia pun sampai di Rumah Imam Ahmad. Lalu ia keruk pintunya dan Imam Ahmad lah yang membuka pintunya.

"Wahai Abu Abdullah, saya seorang yang datang dari jauh, pencari hadist dan penulis sunnah. Saya datang kesini pun untuk melakukan itu." Kata Baqi dengan antusias.

"Anda dari mana?" Tanya Imam Ahmad

"Dari Maghrib Al-Aqsa."

"Dari Afrika?"

"Lebih jauh dari Afrika. Untuk menuju Afrika, saya melewati laut dari negeri saya."

"Negeri asalmu begitu jauh. Aku sangat senang jika dapat memenuhi keinginanmu dan mengajar apa yang kamu inginkan. Akan tetapi, saat ini saya tengah di fitnah dan dilarang mengajar."

Karena Baqi sudah bertekad bulat tetap ingin belajar pada Iman Ahmad, dia pun mengusulkan untuk berpura-pura menjadi pengemis dan datang setiap harinya ke rumah Imam Ahmad sebagai pengemis.

Melihat tekad Imam Baqi yang begitu bulat dan gigih menuntut ilmu, Imam Ahmad pun setuju. Namun dengan syarat Baqi tidak boleh mendatangi tempat kajian lain agar tidak dikenal sebagai penuntut imu. Dari proses belajar diam-diam, Baqi mengumpulkan 300 hadist dari Imam Ahmad. Hingga kemudian jabatan kekhalifahan berganti. Seorang Suni yang fakih beragama. al-Mutawakkil, naik menjabat sebagai khalifah. Kedudukan Imam Ahmad pun makin tinggi dan terkenal. Jumlah muridnya sangat banyak.