close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Wednesday 9 December 2020

Ketika Hidup Terasa Sempit

Setiap orang berpotensi bahkan sangat bisa mengalami hal ini. Kondisi dimana semuanya terasa serba sulit, rezeki serasa sempit, kebahagiaan yang didamba serasa tak ada. Sampai hati, seseorang menghujat dan mencela takdir kehidupan yang tengah dijalaninya. Serasa Allah tak adil dalam hidupnya. Sebetulnya, Apa yang mempengaruhi perasaan kita waktu itu?

Salah satu jawaban terbesarnya adalah pemaknaan. Bagaimana pikiran dan hati kita memaknai apa yang terjadi, adalah salah satu hal fundamental yang membangun struktur kebahagiaan. Jika seseorang mampu memaknai semua yang menimpanya dengan penuh penerimaan, maka ia akan bisa berdamai dengan kompleksitas beban masalahnya. Mampu memaknai dengan benar, berarti ia akan mampu untuk mengambil keputusan yang tepat dalam melangkah kedepannya.

Memaknai dan menerima apa saja yang Allah tetapkan dan berikan untuk dirinya, atau yang biasa kita sebut Qana'ah adalah jawaban yang tepat saat kita dihadapkan pada sebuah kondisi krisis, serba sulit dan serba menghimpit.

Jangan-jangan yang kita pikirkan tentang kebahagiaan itu selama ini ukurannya adalah duniawi. Punya uang banyak, dianggap bisa bahagia. Punya pasangan, punya anak, punya jabatan, punya popularitas, punya segalanya baru bisa dianggap bahagia. Jika orientasi kebahagiaan itu diletakan pada material, maka selamanya kita tak akan pernah merasa puas dan bahagia. Bahagia itu ketika hati kita benar benar sakinah. Sakinah itu hanya diturunkan oleh Allah kepada mereka yang validitas keimanannya teruji. Teruji ketika diberi godaan dan ujian, masih tetap bisa menghamba hanya kepada Allah semata. Masih sanggup menggantungkan dan menaruh seluruh harapannya (roja') hanya kepada Allah.

Rasulullah SAW Bersabda:"dan ridalah dengan apa yang diberikan Allah untukmu, maka kamu menjadi orang yang paling kaya” (HR. Imam Baihaqi)

Saat kondisi hidup terasa sulit dan terus menghimpit, maka cobalah untuk memaknai semuanya dengan benar. Lihat substansinya, lakukan konversi di pikiran kita bahwa apa yang Allah berikan pada diri kita jauh lebih baik, perbaiki juga sudut pandang kita dalam menilai masalah keduniawian. Semuanya cukup dengan memiliki Qanaah, merasa cukup dengan apa yang Allah berikan. Kesempitan tak akan lama-lama menghimpit. Ia akan segera berubah jadi haru, karena Allah telah melapangkannya. Segala puji bagi Allah atas segala perasangka buruk kita dan pemaknaan negatif kita selama ini.