close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Friday 30 October 2020

Tahapan Mendidik Anak Secara Islami

Anak adalah karunia bagi kedua orang tuanya, oleh sebab itu proses mendidik anak menjadi bagian penting yang apabila salah dalam mendidik akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan sang anak maupun kedua orang tuanya. Karena pentingnya mempersiapkan generasi penerus ini, maka Islam tidak asal memberikan panduan pendidikan anak usia dini.

Sayyidina Ali bin Abi Thalib Ra, sahabat Rasullulah telah mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya mendidik anak. Berikut 3 tahapan mendidik anak secara Islami yang dipastikan berkahnya baik untuk sang anak maupun keluarganya;

Perlakukanlah Anak Usia 0 Hingga 7 Tahun Layaknya Seorang Raja

Pendidikan anak dalam keluarga dimulai sejak usia 0 lewat men-tahnik yang kemudian dilanjutkan dengan peran ayah yang sangat penting pada usia ini. Didiklah anak layaknya seorang raja dengan ketulusan dan kelembutan karena hal itu sangat berpengaruh pada perilaku mereka kelak ketika dewasa. Di usia ini perlu bagi sang ayah untuk memberikan waktu yang berkualitas dengan menunjukan kasih sayang, dan keteladanan.

Selayaknya memperlakukan seorang raja, sesibuk apapun kita, kala ia memanggil hendaknya kita menghampirinya. Jangan menunggu sampai ia menangis atau berteriak lebih kencang. Kelak ketika dewasa mereka tidak akan menangguhkan panggilan kita, sesibuk apapun mereka.Begitu pula apabila sang anak melakukan kesalahan, hadapilah dengan lemah lembut.

Perlakukanlah Anak Usia 7 Hingga 14 Tahun Layaknya Seorang Tahanan

Cara mendidik anak usia dini di rentang usia 7 hingga 14 tahun adalah menanamkan disiplin, kejujuran, kebiasaan baik dan yang terpenting adalah menanamkan Iman kepada Allah s.w.t.

Anak pada usia 7 hingga 14 tahun diberkahi dengan daya tangkap dan daya tiru yang luar biasa oleh karena itu selain menanamkan Iman, mendidik anak pada usia 7 – 14 tahun secara Islami para orang tua juga harus menjauhkan dari perilaku syirik, termasuk salah satunya mempercayai atau bermain main dengan ramalan bintang.

Dilanjutkan dengan membiasakan bersyukur pada Allah SWT pada saat kondisi lapang maupun sulit perlu ditanamkan pada usia ini, berikut dengan kebiasaan mendirikan sholat fardhu dan tidak boros dalam mempergunakan harta.

Perlakukanlah Anak Usia 14 Hingga 21 Tahun Layaknya Seorang Kawan

Pada usia ini anak akan mengalami banyak perubahan, Usia ini adalah usia dimana anak tengah mengalami masa pubertas. Masa dimana mereka menginjak aqil baligh. Di usia ini sahabat Ali r.a mengajak orang tua untuk memperlakukan anak sebagai seorang sahabat.

Di sini ia membutuhkan sosok sahabat untuk diajak bercerita, Orang tua hendaknya tidak terlalu mengekang namun juga tidak melepaskan secara menyeluruh tentang apa yang akan mereka lakukan. Orang tua memberikan mereka kebebasan selama masih tidak bertentangan dengan Quran dan As-Sunnah, agar mereka tidak jatuh pada hal yang salah dan tidak baik menurut syariat.

Bentuk implementasi membimbing anak di usia 14 hingga 21 adalah memberikan kepercayaan dan menanyakan pendapat anak saat ada masalah atau hal yang perlu dirundingkan dalam keluarga. Pada tahap ini juga termasuk memberikan amanah dan kejujuran pada anak.

Ajarkan juga pada anak untuk berbakti kepada kedua orang tua, sebab berbakti pada orang tua adalah perintah pertama yang Allah perintahkan setelah kita mentauhidkan Nya.

.Membiasakan anak untuk bersabar dan tidak sombong atau membanggakan diri perlu lebih ditekankan pada usia 14 hingga 21 tahun, karna pada usia ini mereka akan lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan luar. Salah satu implementasinya bisa diterapkan dengan membiasakan berpakaian sederhana menjauhkan dari hidup yang bergelimang harta/materi.

Nah, ketika sang anak telah dewasa nanti, Orang tua memberikan anak kebebasan untuk menentukan pilihan mereka. Jangan mendikte mereka sesuai dengan apa yang kita inginkan selama keinginan anak tidak bertentangan dengan Allah. Biarkan anak mengejar cita-citanya. Kita sebagai orang tua hanya wajib mengawasi, mengingatkan dan menasihati ketika mereka menyimpang.

Dalam mendidik anak secara Islami tidak saja lewat lisan tapi diperlukan contoh dari kedua orang tua nya. Boleh jadi kita sering menasehati dan mengharapkan anak untuk menjadi anak yang soleh / soleha tapi sudahkan kita memberi contoh atau mendidiknya sesuai dengan cara Islami ?