close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Tuesday 20 October 2020

Menjaga Pandangan

Mata adalah jendela hati. Ia juga sahabat sekaligus penuntun hati. Mata mentransfer objek dan berita-berita yang dilihatnya kehati sehingga menggerakkan pikiran lalu berkelana dan berpetualang di ruang hampa imajinasinya.

Jika liar tak tertuntun, mata pada akhirnya bisa mengotori, bahkan mengeraskan hati. Namun, jika terjaga, mata bisa membuat hati lapang, hidup-menghidupkan, bersih, dan membeningkan.

Karena melihat secara bebas bisa menjadi faktor timbulnya keinginan dalam hati, maka syariat yang mulia ini telah memerintahkan kepada kita untuk menundukkan pandangan terhadap sesuatu yang dikhawatirkan dan menjerumuskan. Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (QS an-Nur [24]: 30).

Menundukkan pandangan mata merupakan dasar dan sarana untuk menjaga kemaluan. Oleh karena itu, dalam ayat ini Allah SWT terlebih dulu menyebutkan perintah untuk menahan pandangan mata daripada perintah untuk menjaga kemaluan.

Jika seseorang mengumbar liar matanya, dia telah mengumbar syahwat hatinya. Dengan begitu, mata pun bisa berbuat durhaka karena memandang dan itulah zina mata. Rasulullah bersabda, Mata itu berzina, hati juga berzina. Zina mata adalah dengan melihat (yang diharamkan), zina hati adalah dengan membayangkan (pemicu syahwat yang terlarang). Sementara kemaluan membenarkan atau mendustakan semua itu (HR Ahmad).

Dalam hadis ini, Rasulullah SAW menyebutkan zina mata pertama kali karena inilah dasar dari zina tangan, kaki, hati, dan kemaluan. Kemaluan akan tampil sebagai pembukti dari semua zina itu jika akhirnya benar-benar berzina atau mendustakannya jika tidak berzina. Oleh karena itu, marilah kita menundukkan pandangan kita. Karena jika mengumbar liar, berarti kita telah membuka berbagai pintu kerusakan yang besar.

Pada zaman sekarang, fitnah mengepung kita. Ketika kita keluar rumah, segera mata menyapa sesuatu yang bikinmiris iman kita. Perempuan-perempuan di negeri ini sudah biasa dan merasa tidak berdosa keluar rumah tanpa penutup aurat.

Benar, mereka sudah berpakaian, tetapi sejatinya telanjang. Bisa jadi ketika iman dan rasa takut kita kepada Allah SWT sedang di level rendah, maka dengan mudah kita mengumbar pandangan dan syahwat kita itu. Dan saat pandangan ini membangkitkan berahi, terperosok sudah mata ini pada kerusakan yang besar, seperti onani, masturbasi, sampai zina yang sesungguhnya. Naudzubillah.

Sahabat berbahagilah kita yang bisa menahan pandangan kita.