close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Friday 26 June 2020

Orang Yang Merugi


Silaturahim atau silaturahmi, sebuah kata yang akrab dengan kita. Tapi seringkali keakraban itu membuat kita lalai untuk mengenalnya lebih dalam dan berinteraksi secara efektif dan efisien. Demikian silaturahim, keakraban dengan kata ini membuat sebagian orang lupa atau bahkan enggan untuk memahaminya secara ilmiah, sehingga makna dan nilai substantif dari kata ini melemah dan mengaplikasikannya pun mengendur.

Tidak sedikit pula hubungan kekeluargaan retak bahkan mungkin runtuh hancur berantakan. Betapa miris kita melihat hubungan suami istri retak atau putus karena permasalahan-permasalahan rumah tangga. Setelah orangtua meninggal dunia, tidak malu-malu anak-anaknya bersengketa dan konflik berkepanjangan dalam masalah harta waris. Kadangkala hanya karena sebuah kata-kata yang menyinggung perasaannya, para tokoh masyarakat berseteru dalam permasalahan umat.

Silaturahim kini sudah menjadi kebutuhan mendesak untuk dicermati, direnungkan dan lebih penting lagi untuk direalisasi dalam kehidupan bermasyarakat, dalam kehidupan berkeluarga, berbangsa atau dalam hubungan umat Islam di persada bumi milik Allah SWT, serta hubungan antar umat manusia di mana dan kapan saja mereka berada.

Allah Yang Maha Tahu, Maha Sempurna, Maha Kasih, Maha Cerdas dan Maha yang lainnya telah memberitahu kepada kita tentang orang-orang yang merugi dalam kehidupan. Siapakah mereka?
Allah SWT berfirman: “Dan tiada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik, yaitu orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menyambungnya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Baqarah: 26-27)

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa di antara orang-orang merugi adalah mereka yang memutuskan hubungan yang diperintahkanNya untuk disambung, yakni hubungan silaturahim.
Silaturahim dengan anggota keluarga yang berasal dari satu rahim, ibu bapak saudara kandung Demikian silaturahim dengan sesama muslim, bahkan hubungan dengan sesama manusia. Karena pada hakikatnya manusia saling membutuhkan satu sama lain, maka hendaknya menjalin hubungan baik.

Rasulullah saw bersabda dari Abu Muhammad Jubair bin Muth’im r.a: “Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan” Sufyan berkata: “yakni yang memutuskan rahim atau tali persaudaraan.” (HR Bukhari dan Muslim).

Sebaliknya orang yang merealisasi silaturahim akan memperoleh keberuntungan seperti penjelasan Rasulullah SAW dalam haditsnya: “Barangsiapa ingin diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, hendaknya ia bersilaturahim.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)