close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Wednesday 10 April 2019

Waktu Terasa Singkat,Pertanda Akhir Zamankah?


Pernahkah, sahabat  merasa bahwa waktu yang kita jalani ini terasa begitu singkat? 

Sering kita mendengar “Baru juga kemarin Ahad, sekarang sudah Ahad lagi”. Sudah menjadi semestinya hal ini menjadi bahan perenungan bagi umat muslim.

Karena salah satu tanda akan datangnya kiamat adalah, terasa bergulirnya waktu dengan cepat..
Demikian pula pergantian bulan, peralihan dari januari ke februari sangat tak terasa.

Sebagian mengatakan hal ini dialami oleh orang yang sibuk saja. Mengingat rutinitas yang padat ini membuat mereka melupakan waktu. Ternyata tidak demikian, karena faktanya waktu kini berkurang tidak cukup 24 jam dalam satu hari.

Hal ini sudah pernah diungkapkan oleh Baginda Rasulullah SAW. Celakanya waktu yang terasa menjadi singkat ternyata menjadi pertanda hari kiamat.

Manusia diprediksi sudah memasuki akhir zaman dan bersiap dengan hari akhir. Seperti apa?

Tidak bisa dipungkiri diantara kita memang sudah merasakan begitu singkatnya waktu. Bahkan terkadang sulit untuk bernafas karena setumpuk aktifitas yang membuat kita menghabiskan waktu berjam-jam dan tanpa terasa sudah berlalu begitu saja.

Bagi umat muslim, hal ini tentu bukan pertanda yang bisa diabaikan begitu saja. Karena ternyata, singkatnya waktu menjadi signal bagi diri agar bersiap menghadapi seebuah akhir dari dunia. Dunia mengalami serangkaian proses menuju hari akhir.

Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda: :Kiamat tidak akan terjadi hingga waktu terasa berlalu begitu cepatnya. Satu tahun terasa seperti satu bulan, satu bulan seperti seminggu, satu minggu seperti satu hari, dan satu hari seperti satu jam, dan satu jam seperti kedipan mata.” (HR: Ahmad)

Hal ini terjadi bukan karena pikiran dan padatnya aktivitas manusia saja. Namun sudah dikaji secara ilmiah oleh para ilmuan. Artinya Pertanda akhir zaman yang telah disebut Rasulullah SAW itu secara ilmiah telah terbukti