close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Thursday 13 December 2018

Ucapan Seperti Anak Panah Yang Melesat


Sahabat, orang yang beriman kepada Alloh Swt. dan rosul-Nya adalah terampil menjaga lisannya dari ucapan buruk, dari celetukan-celetukan yang tidak karuan, dan dari kata-kata yang tiada berguna. Orang yang beriman akan sangat memelihara lisannya agar selamat karena ia meyakini dengan sepenuh hati bahwa tiada satupun ucapan sehalus apapun kecuali pasti akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Alloh Swt.

Hati-hatilah terhadap lisan kita. Karena ucapan-ucapan yang terlontar darinya meskipun itu ringan namun bisa berakibat berat bagi kita. Seperti keterangan yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh ra. bahwasanya salah seorang sahabat pernah berkata kepada Rosululloh Saw., “Wahai Rosululloh, sesungguhnya wanita itu rajin sholat, rajin sedekah, rajin puasa. Namun dia suka menyakiti tetangga dengan lisannya.” Lantas Rosululloh Saw. bersabda, “Dia di neraka.” Kemudian sahabat bertanya lagi, “Ada wanita yang dikenal jarang berpuasa sunah, jarang sholat sunah, dan dia hanya bersedekah dengan potongan keju. Namun dia tidak pernah menyakiti tetangganya.” Rosululloh Saw. bersabda, “Dia ahli surga.” (HR. Ahmad)

Maasyaa Alloh! Betapa dahsyat akibat yang datang dari lisan kita ini. Ucapan yang terlontar dari lisan kita bagaiman anak panah yang melesat dari busurnya, sekali ia melesat maka tidak akan bisa ditarik lagi. Kemudian, jika dia sudah tertancap pada sasaran, maka jikapun dia dicabut kembali maka bekasnya akan tetap ada. Sekalipun bekas itu ditambal sedemikian rupa, maka tetap ia tidak utuh lagi seperti sedia kala.

Begitulah gambaran dari ucapan kita. Hinaan, cacian, makian, ledekan yang terlanjur terlontar dari lisan kita dan mengakibatkan orang lain sakit hati, itu tidak bisa ditarik lagi. Ucapannya sudah sampai, sudah terdengar, sudah membuat orang sakit hati. Ucapan maaf yang kita mohonkan kepadanya tidak akan mengembalikan hatinya yang sudah terluka. Boleh jadi dia berlapang dada memaafkan kita, akan tetapi ucapan buruk kita tetap sudah meninggalkan bekas di hatinya.

Oleh karena itu, marilah kita berlatih memelihara lisan kita. Rosululloh Saw. bersabda, “Setiap ucapan Bani Adam itu membahayakan dirinya (tidak memberi manfaat), kecuali kata-kata berupa amar ma‘ruf dan nahi munkar serta berzikir kepada Alloh ‘Azza wa Jalla.” (HR. Tirmidzi)