close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Wednesday 28 March 2018

Perangkap Pujian


Allah Swt. berfirman, “Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, Yaitu: “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS. Luqman [31] : 12)

Yang Maha Terpuji hanyalah Allah Swt. Jika ada manusia yang kaya raya, jabatannya tinggi, sangat populer di kalangan manusia, maka sesungguhnya semua itu tidak akan terjadi kecuali atas izin Allah Swt. Orang kaya itu hanya ngaku-ngaku sebentar saja. Sebanyak apapun makanan yang tersaji di meja makannya, tetap saja jatahnya dialas oleh Allah Swt.

Sahabat, jika kita sudah memasuki wilayah “menikmati pujian” maka sesungguhnya itu adalah sumber penyakit. Adalah kebohongan jika kita mengucapkan “Alhamdulillaahi Robbil ‘aalamiin, segala puji hanya bagi Allah”, tetapi di dalam hatinya ia merasa pantas untuk dipuji.

Ini adalah hal yang penting, mengapa kita merasa jauh dengan Allah, padahal Allah Maha Dekat. Mengapa hati kita seperti tidak yakin akan keberadaan Allah, padahal sangat meyakinkan bahwa Allah ada. Mengapa? Salah satu penyebab yang berbahaya adalah karena kita terpenjara oleh pujian orang terhadap kita.

Kalau kita sampai menikmati pujian orang, merasa kita memang pantas dipuji, merasa pujian itu cocok dengan kita, sampai kita tidak mau jujur melihat diri kita yang sebenarnya, maka kita sudah masuk pada perangkap pujian.

Ketika kita sudah masuk perangkap pujian, maka naiklah hijab/penghalang di hati kita, naiklah ujub merasa diri hebat, sehingga terhalanglah hati kita dari nesehat. Jika sudah demikian akan jauh kita dari kebenaran, jauh dari kebaikan. Dan, jauh dari Allah Swt. Karena hati kita telah terbungkus dengan noda dosa yang begitu pekat yaitu kesombongan. Padahal pujian datang karena mereka yang memuji kita itu tidak tahu bagaimana diri kita yang sebenarnya.

Kita tidak bisa menghalangi orang lain untuk memuji siapapun. Namun, jikalau pujian itu mengarah pada diri kita, maka segeralah kembalikan setiap pujian kepada Allah sembari mohon perlindungan kepada-Nya supaya hati kita selamat dari perangkap pujian yang melenakan dan mencelakakan. Semoga Allah Swt. senantiasa melindungi kita. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.