close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Thursday 7 December 2017

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bersama Gus Nur



04 Desember 2017, telah di adakan acara Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) tepatnya memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di sebuah Masjid di Perum Tamara tepatnya berlokasi di Tamansari Kota Tasikmalaya.
Pimpinan pondok pesantren Tahfidz Al Karomah Palu, Sulawesi Tenggara, Sugi Nur Raharja, Gus Nur meminta umat muslim untuk meniru akhlak Nabi Muhammad SAW.
Ada dua akhlak nabi yang patut di teladani, pertama ketika pribadi nabi yang di dzalimi, maka Rosulullah tersenyum. Namun ketika agamanya yang dikotori maka Rosulullah menghunus pedang.
“Hati Rosulullah itu seperti lautan. Beratus-ratus orang bahkan beribu-ribu orang menyakiti dibalas oleh Rosulullah dengan kasih sayang, tidak memiliki rasa dendam,” katanya dalam peringatan maulid Nabi di Mesjid Perum Taman Abdi Negara (Tamara) Kelurahan Tamannya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Senin (4/12/2017).
Penceramah kelahiran Jogjakarta dan besar di Bangil Probolinggo itu sengaja datang dari Palu untuk menghadiri pengajian yang dilaksanakan oleh masyarakat Perum Tamara bersama, Pesantren Tahfidz Rumah Yatim Indonesia, Sekolah Bahasa Al-Quran dan Informatika (SAI) perum Kota Baru Kota Tasikmalaya.
Hadir dalam pengajian tersebut, Kabag Kesra Kota Tasikmalaya, H Nasihin yang mewakili Walikota Tasikmalaya, Camat Tamansari, Unsur Muspika dan Undangan lainnya.
Kata dia bagaimana mulianya ahlak Rosulullah saat di hajar habis habisan oleh penduduk Thoif, sampai harus merangkak ke luar gerbang. Dia sama sekali tidak marah apalagi sampai dendam. Padahal Jibril memberi isyarat untuk membalas apa yang sudah dilakukan penduduk Thoif kepada Nabi. Namun Rosulullah menolaknya.
Menurut, dai kondang tersebut, umat muslim kalau mau selamat di dunia dan akhirat, harus meneladani akhlak Rosulullah, dan selalu bertindak karena Allah.  Termasuk harus bisa sabar dalam menghadapi musbih dan bencana yang datang dari Allah.
“Di hati ini harus selalu ada Allah dan Rosulullah, maka hidup ini akan terasa tenang,” katanya.
Pengajian yang dimulai sejak pukul 13.00 itu tidak hanya diikuti oleh masyarakat Perum saja, tetapi juga dihadiri oleh ratusan santri dan santriwati dari Pondok Pesantren SAI Homeschooling, FPI Tamansari dan juga masyarakat lainnya di Tamansari.
Dalam kesempatan itu, Gus Nur yang berusia 43 tahun itu memberi cara jitu bagaimana hidup ini bisa lebih dengan keberkahan. Kuncinya kata dia menyerahkan sepenuhnya masalah kepada Allah dan tidak hanya curhat lewat Facebook yang biasa dilaksanakan umat muslim kebanyakan saat ini.
Kabag Kesra Kota Tasikmalaya, H Nasihin mengatakan, maulid Nabi dilaksanakan sebagi ungkapan rasa syukur atas lahirnya Nabi Muhammad. Apa yang dilakukan oleh Nabi dalam membangun peradaban yang berada harus diteladani oleh umat muslim di Tasikmalaya ini.
“Maulid Nabi ini untuk meneladani setiap pemikiran, ucapan dan tindakan Rosulullah yakni ahlak mulia yang rahmatan lilalamin,,” katanya.
Rosulullah kata dia bisa membangun tatanan kehidupan bernegara, menjunjung tinggi keadilan sosial, musyawarah mufakat, supremasi hukum, kebersamaan antar ummat menjadi harmoni. “Dan itu yang harus kita lakukan untuk membangun peradaban yang lebih beradab,” katanya.