close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Monday 9 October 2017

Harta Yang Dibawa, Yang Disedekahkan






“Mayit itu akan diikuti oleh tiga golongan, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Maka keluarga dan hartanya akan kembali pulang sementara amalnya akan tetap menemaninya.” (muttafaq alaih)

Berbicara tentang harta sungguh merupakan tema yang sangat menarik. Dunia ini hiruk pikuk dengan orang-orang yang mencarinya. Padahal tanpa sadar harta yang sudah susah payah dicari dan diperoleh tidak akan langgeng bersama pemiliknya. Itulah inti peringatan Nabi ﷺ pada hadits di atas.

Simaklah kisah berikut tentang seorang Raja terkenal Alexander the Great atau Iskandar Agung (323 SM) dari Macedonia yaitu sebuah negara di daerah timur laut Yunani. Pada usia tiga puluh tahun, dia memimpin sebuah kekaisaran terbesar pada masa sejarah kuno, membentang mulai dari Laut Ionia sampai pegunungan Himalaya. Dia tidak pernah terkalahkan dalam pertempuran dan dianggap sebagai komandan perang terhebat sepanjang masa.

Pada saat akan meninggal dan dalam keadaan kritis di usia belia 32 tahun, ia berkata pada para dokter yang merawatnya :

"Ambillah 1/2 dari kekayaanku, jika kamu dapat mengantarkan aku untuk menemui ibuku sebentar saja.."

Dokter menjawab : "Jangankan separuh, bahkan seluruh kekayaan Baginda diberikan kepada hamba semuanya, hamba pun tidak akan mampu menambah 1 tarikan nafas."

Mendengar jawaban tersebut, air mata pun berlinang di pipi sang Raja, dia berkata: "Seandainya aku tahu begitu berharganya 1 tarikan nafas, maka aku tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu hanya untuk mengejar kekuasaan.."

Kemudian sang Raja pun berpesan, agar nanti sewaktu diarak dalam peti mati menuju peristirahatannya yang terakhir, ia minta agar kedua tangannya dikeluarkan, agar setiap rakyatnya dapat melihat bahwa Alexander Agung yang hebat dan mampu menguasai wilayah terbesar sepanjang sejarah kehidupan manusia ini ternyata harus berpulang dengan tangan kosong. Tidak memiliki apa-apa dan tidak membawa apa-apa.

Kejadian ini senada dengan sabda Rasul ﷺ bersabda: “Anak Adam berkata: Hartaku, hartaku, Allah berfirman: tidaklah engkau memiliki harta wahai anak Adam kecuali apa yang engkau telah makan dan habis, atau engkau pakai lalu rusak, atau engkau sedekahkan lalu engkau berlalu membawanya dan apa-apa selain itu maka dia pergi dan ditinggalkan untuk orang lain.” (HR Muslim)

wallahu A'lam.

Semoga kita tidak lupa bahwa harta itu bukanlah tujuan melainkan hanya sarana untuk menggapai ridha Allah ta’ala.