close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Thursday 13 April 2017

Pantaskah Kita Sombong?


Seorang Muslim yang baik tentu tidak akan pernah bersikap angkuh atau sombong. Ia akan selalu menyadari, bahwa apa yang ada pada dirinya atau apa yang ia ‘punya’, hakikatnya bukan miliknya, tetapi milik Allah SWT yang kebetulan Dia titipkan kepada dirinya. Karena itu tentu berbahagialah orang yang memiliki kesadaran semacam ini, sebagaimana dinyatakan oleh Hasan al-Bashri, "Semoga Allah merahmati orang-orang menjadikan dunia ini sebagai titipan. Mereka menunaikan amanah itu kepada yang mempercayakannya dan mereka pun pergi tanpa beban." (Al-Ghazali, Ihyâ' ‘Ulûm ad-Dîn, III/ 221).

Namun demikian, sebagai manusia, kita adakalanya khilaf dan lupa; sesekali mungkin pernah muncul dalam diri kita sikap sombong dan angkuh. Agar perasaan demikian tidak muncul lagi, maka penting bagi kita untuk merenungkan nasihat Syaikh Muhammad Amin asy-Syinqithi rahimahulLâh berikut:

Wahai manusia yang sombong. Kamu adalah makhluk yang lemah, remeh, tidak berdaya dan terkepung di antara dua benda mati yang kamu tidak berdaya untuk memberikan pengaruh terhadapnya. Bumi yang di bawahmu. Kamu tidak akan mampu untuk melubanginya dengan injakan kakimu. Gunung yang menjulang di atasmu. Kamu tidak akan mampu mencapai ketinggian yang sama dengannya. Maka dari itu, sadarilah keterbatasan kemampuanmu. Janganlah engkau takabur dan sombong. Janganlah kamu berjalan di atas bumi ini dengan angkuh." (Asy-Syinqiti, Adhwâ’ al-Bayân, 3/592).

Kita juga pantas merenungkan kata-kata Ali bin Hasan, "Aku heran kepada orang yang sombong dan angkuh; yang kemarin dia hanyalah setetes mani dan besok dia akan menjadi bangkai." (Ibn al-Jauzi, Shifhah ash-Shafwah, II/ 95).