Dalam sebuah hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan
Allah SWT bertanya kepada malaikat, “Apa yang dirindukan hamba-hamba-Ku dari-Ku?”
Malaikat menjawab, “Mereka merindukan surga-Mu.”
Allah bertanya, “Apakah mereka pernah melihatnya?” Malaikat menjawab, “Tidak.”
Allah bertanya lagi, “Bagaimana pendapatmu kalau mereka pernah melihatnya?”
Malaikat menjawab, “Mereka tentu akan lebih merindukannya.”
Menurut Ibnu al-Qayyim, manusia tercipta untuk surga dan surga tercipta untuk manusia. Dengan begitu, manusia harus segera memenuhi seruan Tuhan dan segera menuju surga.
Laksana seorang yang tinggal di kampung pengembaraan, lalu tersadar akan kampung halamannya yang menyenangkan, tentu dia merindukan kembali ke kampung halamannya.
Namun, Nabi Adam AS dan keturunannya tidak akan mudah kembali ke kampung halamannya yang menyenangkan itu. Lantaran Nabi Adam AS dan keturunannya diciptakan dari struktur tubuh yang mengharuskan mereka berbaur dengan musuh-musuh mereka, iblis dan kroni-kroninya.
Nabi Adam AS dan keturunannya seakan-akan tengah berada dalam perjalanan jauh. Sementara, musuh-musuh mereka mengintainya dari segala penjuru dari depan, dari belakang, dari kiri, dan dari kanan mereka. Sehingga Nabi Adam AS dan keturunannya senantiasa berada dalam ujian.Malah, selain itu mereka dilengkapi pula dengan hawa nafsu.
Manusia merupakan mahluk yang dilengkapi dengan hawa nafsu, ujian itu sengaja diujikan oleh Allah kepada manusia, sebagaimana dalam firman-Nya, “Apakah manusia mengira bahwa dia akan dibiarkan begitu saja tanpa pertanggungjawaban?” (QS al-Qiyama : 36).
Dalam ayat lain Allah berfirman, “Maka, apakah kalian mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main,dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?”
(QS al-Mukminun : 115).
Manusia seyogianya menelaah ayat-ayat tersebut agar selalu ingat dan selalu berhati-hati menjalani hidupnya di dunia ini.
Amalan manusia semata tidak akan mampu mengantarkan kerinduannya masuk ke dalam surga. Allah berfirman, “yaitu orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan.” (QS an-Nahl : 32).
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak seorang pun akan masuk surga karena amalnya.
Para sahabat bertanya: Apakah engkau juga wahai Rasulullah?
Beliau menjawab: Demikian pula aku, hanya saja Allah telah memberikan rahmat-Nya kepadaku.” (HR Bukhari dan Muslim).
Manusia berhak merindukan surga. Manusia berhak memasukinya. Sepanjang, dua hal berikut terpenuhi yakni rahmat Allah dan amal saleh. Namun, rahmat Allah jauh lebih menentukan.