close

Silahkan kunjungi website program-program mulia kami, klik tombol dibawah ini

www.rumahyatimindonesia.org


Telp. 0265-2351868 | WA 0878 8555 4556

Saturday 14 March 2015

Sepiring Nasi


Apa yang pernah terlintas dalam fikir kita, ketika sepiring nasi beserta lauk dan sayur terhidang di depan kita ? 

Mungkin karena sudah menjadi rutinitas kita makan sehingga kita gak pernah terfikir lagi apa yang ada dibalik sepiring nasi beserta lauk dan sayurnya, apalagi kalau perut kita sudah gak ketahan lagi laparnya. 

Memang tidak ada salahnya kita menikmati makanan yang telah kita masak atau kita beli sebagai rezeki dan nikmat yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada kita, Namun akan lebih berasa nikmatnya dan bertambah syukur kita, ketika sekali waktu kita berfikir sejenak apa yang ada dibalik sepiring nasi beserta lauk dan sayurnya yang akan kita nikmati itu.

Ada para Petani dan Buruh Tani yang bekerja keras peras keringat sepanjang tahun, merawat padi, mulai dari membajak tanah, meratakan tanah, mengairi, menanam benih, memupuk, membersihkan rumput, mengusir hama, lalu memanen, dengan hasil yang tak seberapa dibandingkan dengan modal dan tenaga yang dikeluarkan, kadang mereka sendiri tak menikmati padi yang ia tanam itu, ia memilih beras raskin murahan untuk ia makan. 

Pernahkah sekali waktu kita CIUM TANGAN mereka ?, karena memang tangan mereka layak kita cium dan layak kita kasih penghargaan, ketika banyak orang tidak begitu menghargai jerih payah mereka bahkan memandang sebelah mata kepada mereka. Lihatlah sekali waktu betapa telapak tangan mereka yang begitu kasar dan retak-retak, demi melayani kita, memenuhi kebutuhan utama kita. 

Ada Para Nelayan yang menyabung nyawa di tengah lautan, berbantalkan ombak dan berselimut angin, dan seringkali juga bertarung melawan badai hanya untuk mengais ikan yang sudah semakin langka agar kebutuhan gizi dan protein kita tercukupi, ada juga kuli panggul yang mengantar hasil tani dan nelayan itu hingga sampai di tempat kita. 

Dan ada banyak orang yang belum bisa melahap sebutir nasipun sebelum membanting tulang mencucurkan keringat dari pagi hingga siang hari, dan sebagaian mereka juga sangat tidak mudah untuk mencari sesuap nasi setiap harinya.

Dari tangan mereka yang kasar dan retak-retak serta cucuran deras keringat mereka itulah sebagian besar kebutuhan pokok kita terpenuhi, rasanya sangat layak kalau kita sekali waktu mencium tangan mereka, agar kita bisa meraba dan melihat langsung tangan mereka yang begitu sabarnya menekuni pekerjaan yang tidak ringan itu. Dan Rosulullah SAW pun mencium tangan sahabatnya yang kasar, retak dan bernanah yang profesinya sebagai pencari kayu bakar.

Ya, sekali waktu kita perlu itu agar hidangan yang setiap hari menghiasi meja makan kita menjadi lebih bermakna.